makalah sistem eksresi
MAKALAH
SISTEM EKSKRESI
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Struktur Hewan
Oleh:
Mohamad
Fahmi 1210206062
PENDIDIKAN
BIOLOGI-B
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas bimbinganNyalah penulis dapat
menyelesaikan makalah Struktur Hewan yang berjudul Sistem Ekskresi ini. Makalah
ini merupakan tugas kelompok yang akan dipresentasikan.
Makalah ini masih
banyak mengandung kelemahan dan kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran
dari para pembaca kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini sehingga
mencapaai tujuan.
Penulis mengucapkan
terimakasih kapada semua pihak yang telah membant dalam penyusunan makalah ini,
semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi penulis.
Bandung, September
2011
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar
Belakang Masalah....................................................................... ...... 1
B. Rumusan
Masalah................................................................................. ...... 1
Bab II Pembahasan
A. Pengertian.................................................................................................... 2
B. Sistem
Ekskresi Pada Hewan Vertebrata.................................................... 3
C. Sistem ekskresi Pada Hewan Invertebrata................................................... 6
D. Sistem
ekskresi Pada Manusia................................................................... 10
Bab III Kesimpulan
Kesimpulan............................................................................................................ 18
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A, Latar Belakang Masalah
Setiap hari tubuh kita menghasilkan kotoran
dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh. Agar tubuh kita tetap sehat dan
terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-zat sisa dalam tubuh kita harus
dibuang melalui alat-alat ekskresi. Sistem ekresi adalah proses pengeluaran
zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh.
Sedangkan kebalikan dari sistem ini adalah sistem sekresi yaitu proses
pengeluaran zat-zat yang berguna bagi tubuh.
Invertebrata merupakan hewan yang
sederhana struktur tubuhnya, dengan demikian sistem-sistem yang dimilikinya
termasuk sistem eksresinya juga masih sederhana. Hanya beberapa kelompok
invertebrata yang sudah memiliki alat khusus untuk ekskresi, yaitu kelompok
Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthrophoda, dan Echinodermata.
Sistem ekskresi atau pembuangan
dibangun oleh ginjal untuk pembuangan zat-zat ampas yang mengandung nitrogen
(N), garam-garam, serta cairan tubuh. Organ-organ lain yang juga membantu
sebagai organ pembuangan ialah: kulit, paru-paru, insang.
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan
sistem ekskresi pada hewan invertebrata ?
2. Jelaskan
sistem ekskresi pada hewan vertebrata?
3. Jelaskan
bagaimana system ekskresi pada manusia?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme
yang berlangsung dalam tubuh organisme. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari
tubuh oleh alat ekskresi. Alat ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya
berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati, sedangkan alat pengeluaran pada
hewan invertebrata berupa nefridium, sel api, atau buluh Malphigi.
Sistem ekskresi membantu
memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu melakukan osmoregulasi,
mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun
cairan tubuh.
Zat sisa metabolisme
adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini
sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2,
H2O, NHS, zat warna empedu, dan asam urat.
Karbon dioksida dan air
merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari
karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila
kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun
sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam
darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan,
misalnya sebagai pelarut.
·
Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang
beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun
demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak
menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea.
·
Zat warna empedu adalah
sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan
pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang
berguna memberi warna pada tinja dan urin.
·
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia)
dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya
di dalam air rendah.
·
Tugas pokok alat
ekskresi ialah membuang sisa metabolisme tersebut di atas walaupun alat
pengeluarannya berbeda-beda.
B. Sistem Ekskresi pada Hewan
Vertebrata
Sistem
ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit,
ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah
ginjal.
1. Sistem ekskresi pada mamalia
Sistem
Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi sedikit berbeda karena
mamalia dipengaruhi/disebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya. Paru-paru mamalia
mempunyai permukaan berspon (spongy texture) dan dipenuhi liang epitelium
dengan itu mempunyai luas permukaan perisipadu yang lebih luas berbanding luas
permukaan paru-paru. Paru-paru manusia adalah contoh biasa bagi paru-paru jenis
ini. Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity), dilindungi oleh
struktur bertulang tulang selangka dan diselaputi karung dwi dinding dikenali
sebagai pleura. Lapisan karung dalam melekat pada permukaan luar paru-paru dan
lapisan karung luar melekat pada dinding rongga dada. Kedua lapisan ini dipisahkan
oleh lapisan udara yang dikenali sebagai rongga pleural yang berisi cecair
pleural ini membenarkan lapisan luar dan dalam berselisih sesama sendiri, dan
menghalang ia daripada terpisah dengan mudah.
Bernafas
kebanyakannya dilakukan oleh diafragma di bawah, otot yang mengucup menyebabkan
rongga di mana paru-paru berada mengembang. Sangkar selangka juga boleh
mengembang dan mengucup sedikit.Ini menyebabkan udara tetarik ke dalam dan
keluar dari paru-paru melalui trakea dan salur bronkus (bronkhial tubes) yang
bercabang dan mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil dikelilingi oleh kapilari
yang dipenuhi darah. Di sini oksigen meresap masuk ke dalam darah, di mana
oksigen akan d angkut melalui hemoglobin. Darah tanpa oksigen dari jantung
memasuki paru-paru melalui pembuluh pulmonari dan lepas dioksigenkan, kembali
ke jantung melalui salur pulmonari.
2. Sistem
ekskresi pada pisces
Ikan
mempunyai system ekskresi berupa ginjal dan suatu lubang pengeluaran yang
disebut urogenital. Lubang urogenital ialah lubang tempat bermuaranya saluran
ginjal dan saluran kelamin yang berada tepat dibelakang anus. Ginjal pada ikan
yang hidup di air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus yang jumlahnya lebih
banyak. Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki sedikit glomelurus
sehingga penyaringan sisa hasil metabolisme berjalan lambat.
Alat-alat pengeluaran
ikan berupa sepasang ginjal opistonefros yang merupakan tipe ginjal paling
primitif. Pada ginjal opistonefros, tubulus bagian anterior telah lenyap,
beberapa tubulus bagian tengah berhubungan dengan testis, serta terdapat
konsentrasi dan pelipatgandaan tubulus di bagian posterior.
Mekanisme
ekskresi ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan ikan yang hidup di air
laut. Ikan yang hidup di air tawar, mengekskresi amonia dan aktif menyerap ion
anorganik melalui insang serta mengeluarkan urine dalam jumlah besar.
Sebaliknya, pada ikan yang hidup di laut mengekskresikan sampah nitrogen berupa
trimetilamin oksida (TMO) yang memberi bau khas ikan laut, menghasilkan ion-ion
lewat insang, serta mengeluarkan urine sedikit. Ginjal ikan air laut tidak memiliki
glomerulus. Akibatnya, tidak terjadi ultrafiltrasi di ginjal dan pembentukan
urine sepenuhnya oleh sekresi garam-garam dan TMO yang berkaitan dengan osmosis
air.
3. Sistem
ekskresi pada amfibi
Saluran
ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru,dan kulit. Saluran ekskresi pada
katak jantan & betina memiliki perbedaan, pada katak jantan saluran kelamin
& saluran urin bersatu dengan ginjal, sedangkan pada katak betina kedua
saluran itu terpisah. Walaupun begitu alat lainnya bermuara pada satu saluran dan
lubang pengeluaran yang disebut kloaka.
4. Sistem
ekskresi pada reptil
Sistem
ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka
merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil
metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam
urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
5. Sistem
ekskresi pada aves
Alat
ekskresi pada burung berupa ginjal (metanefros), paru-paru, dan kulit. Burung
mengekskresikan asam urat dan garam. Kelebihan larutan garam mengallir ke
rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Kelenjar minyak yang
terdapat dalam tungging berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.
C. Sistem
Ekskresi pada Hewan Invertebrata
Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada
vertebrata. Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna
seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi
yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan
invertebrata lainnya.
Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api.
Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada
invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipih (Planaria),
cacing gilig (Annellida), dan belalang.
1.
Platyhelminthes
Alat
ekskresi Platyhelminthes seperti pada Planaria berupa sel-sel berambut getar.
Karena rambut getar ini tampak seperti nyala api , maka sel-sel ini dinamakan
flame cell (sel api). Cairan tubuh disaring di dalam flame cell dan zat-zat
sisa diserap kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui lubang-lubang yang
terdapat pada permukaan tubuh.
2.
Annelida
Annelida
sudah mempunyai alat ekskresi khusus, yaitu berupa nefridia yang terdapat pada
setiap segmen tubuh. Pada setiap segmen terdapat sepasang nefridia. Nefridia
ini dilengkapi dengan corong terbuka dan bersilia yang disebut nefrostom yang
terdapat pada setiap sekat pemisah segmen.
Nefrostom
berfungsi menarik dan mengambil cairan tubuh. Pada saat cairan melalui
nefridia, zat-zat yang berguna diserap darah dan zat sisa, seperti air, senyawa
nitrogen, dan garam-garam yang tidak diperlukan oleh tubuh ditampung dalam
kantong kemih. Zat sisa tersebut kemudian dikeluarkan melalui nefridiofor
(lubang nefridium). Contoh Annelida yang mudah kita temui yaitu cacing tanah.
Cacing tanah mengeluarkan urine per hari sebesar 60% dari berat tubuh.
·
Sistem Ekskresi pada Cacing Tanah
Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam
tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama
dan terakhir.
Metanefridium memiliki
dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di
bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan
bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai
sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang
berliku-liku pada segmen berikutnya.
Bagian akhir dari
saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian
gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan
lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong
nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh
mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air,
molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung.
Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi. Sampah
nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku
seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang
berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga
tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua bentuk,
yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing
tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan
sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
·
Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih
Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium.
Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia.
Di dalam protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia.
Tiap sel api mempunyai
beberapa flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa
zat sisa ditarik ke dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus
dan menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat
tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai
lubang di permukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang
nefridiofora ini.
Sebagian besar sisa
nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke
sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi
secara langsung dari sel ke air.
3. Insecta
Pada Insecta seperti kecoak dan belalang, alat ekskresinya berupa buluh
halus berwarna kekuningan yang disebut pembuluh Malpighi. Pembuluh Malpighi
berfungsi membuang urea, asam urat, dan garam-garam dari darah ke usus. Jumlah
pembuluh Malpighi bervariasi. Pembuluh ini berhubungan dengan saluran usus pada
perbatasan usus tengah dengan usus belakang.
Zat-zat sisa metabolisme diserap dari cairan jaringan oleh pembuluh
Malpighi dan membentuk kristal asam urat. Asam urat ini masuk ke usus belakang
yang akhirnya keluar bersama feses. Sebagian zat sisa yang mengandung nitrogen
digunakan untuk membentuk kitin pada eksoskeleton dan dapat diekskresikan pada
waktu pengelupasan kulit (molting).
·
Alat Ekskresi pada Belalang
Alat ekskresi pada
belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang berfungsi
seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan benang halus
yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding
usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk
mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini
berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata.
Belalang tidak dapat
mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya.
Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut
asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.
Pembuluh Malpighi
terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat pembuluh
Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan
yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan
berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam
urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal
asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan feses.
D. Sistem Ekskresi Pada Manusia
Sistem eksresi pada
manusia tersusun dari beberapa organ yang bekerja secara sinergis yakni
berperan dalam proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme. Beberapa organ yang
terlibat dalam peristiwa pengeluaran zat-zat sisa metabolisme antara lain
paru-paru, ginjal, kulit, dan hati.
1.
Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi
manusia yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal
berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya
bersama dengan air dalam bentuk urin.
Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan
terletak di dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat
ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan panjangnya ± 10 cm. Setiap menit
20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal.
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
a.
korteks(bagianluar)
b. medulla(sumsumginjal)
c. pelvis renalis (rongga ginjal).
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100
juta sehingga permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat
buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus
(saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman
yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih.
Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler
arterial. Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung
dekat kapsul Bowman yang pada dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria.
Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal
dihubungkan oleh ureter (berupa saluran) ke kandung
kencing (vesika urinaria) yang berfungsi
sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung
kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra.
Proses-proses di dalam Ginjal :
Di
dalam ginjal terjadi rangkaian prows filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi.
a.
Penyaringan (filtrasi)
Filtrasi terjadi di kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada
glomerulus terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga
mempermudah proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses
penyaringan adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada
glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali
sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan
kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium,
klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian
dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus
(urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein.
Pada filtrat glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium,
kalium, dan garamgaram lainnya.
b.
Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh
karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus
kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus
kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat
dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178
liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini
direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan
urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin
sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya,
konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya
ureum dari 0,03, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan
asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osnosis.
Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
c.
Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea
yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang
dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa
substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau
pada urin.
2.
Paru-paru
Manusia mempunyai dua paru-paru, dengan sebelah kiri terbagi
kepada 2 bagian dan bagian kanan kepada 3 bagian. Setiap satu mengandungi
anggaran 1500 batu laluan udara dan 300 juta alveolus, dengan luas permukaan
dianggarkan seluas 140 meter bagi orang dewasa (secara kasarnya seluas
gelanggang tennis).
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan
tetapi, karena mengekskresikan zat sisa metabolisme maka dibahas pula dalam
sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut
oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung,dan dari jantung akan dipompakan
ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2
dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada
alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.
Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut
oleh plasma darah dalam bentuk senyawa HCO3, sedangkan sekitar 25%
lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).
Proses
pembentukan urine dipengaruhi oleh factor, antara lain:
1. Hormon Antidiuretik (ADH)
Hormon ini
dikelurkan melalui kelenjar saraf hipofisis, mempengaruhi reabsorpsi air pada
tubulus kontortus distal, sehingga permeabilitas sel terhadap air akan
meningakat. Nila sekresi hormon ini sangat berkurang, maka reabsorspi dihambat
sehingga jumlah urin yang diekskresikan menjadi banyak dan dapat mencapai 20 ml
sehari semalam. Keadaan ini disebut diabetes insipidus.
2. Hormon Insulin
Hormon ini
dihasilkan oleh pulau langerhans dalam pancreas. Hormon ini berfungsi mengatur
gula dalam darah.
3. Jumlah air yang diminum
Jika jumlah air yang
diminum banyak, konsentrasi air dalam darah menjadi tinggi, konsentrasi protein
dalam darah menurun sehingga filtrasi berkurang. Selain itu darah juga menjadi
lebih encer, sekresi ADH berkurang menyebabkan penyerapan air menurun, urin
yang dihasilkan akan meningkat dan encer.
Gangguan dan Kelainan Ginjal
1. Gagal ginjal dan uremia
Kegagalan fungsi
ginjal yang akut dapat menyebabkan nefritis, perdarahan, dan fungsi ginjal
terhenti secara hati-hati.
2. Nefritis
Peradangan pada
nefron karena bakteri Steptococcus yang masuk melalui saluran pernapasan
3. Diabetes insipidus
Suatu penyakit yang
disebabkan kelenjar hipofisis gagal mensekresi hormon antidiurik, sehingga urin
meningkat. Umumnya ditimbulkan oleh tumor di hipotalamus yang mengakibatkan rusaknyua
bagian hipotalamus yang mengatur sekresi hormone antidiuretik.
4. Diabetes militus
Penyakit kencing
manis yaitu terdapatnya glukosa dalam urin karena menurunnya hormon insulin,
sehingga perombakan glikogen menjadi glukosa dan reabsorpsi glukosa dalam
glomelurus terganggu.
5. Albuminuria
Terdapatnya molekul
albumin dan protein lain dalam urin. Disebabkan kerusakan pada alat filtrasi
dalam ginjal sehingga protein lolos pada proses filtrasi.
3.
Hati
Hati merupakan organ homeostasis
yang memainkan peranan penting dalam proses metabolisme dalam manusia dan
hewan. Hati mempunyai berbagai fungsi termasuk menyimpan glikogen, mensintesis
protein plasma, dan menyahtoksik darah. Ia menghasilkan empedu yang
penting bagi penetralan racun. Ia melaksanakan dan mengawal berbagai fungsi
biokimia dalam jumlah besar yang memerlukan tisu khas. Istilah perobatan yang
berkaitan dengan hati sering kali bermula dari perkataan Greek bagi hati iatu hepar,
menjadi hepato atau hepatic. Hati berwarna
perang kemerahan dan terletak di bawah diafragma iatu di dalam rongga abdomen.
Hati menerima makanan terlarut dalam darah apabila makanan ini
tercerna dan diserap di usus.
Hati manusia dewasa mempunyai berat antara 1.3 – 3.0 kilogram.
Hati adalah organ lembut berwarna perang kemerahan. Hati merupakan
organ kedua terbesar manusia (organ terbesar adalah kulit dan kelenjar terbesar
dalam tubuh manusia. Hati terletak di bawah diafragma di sebelah kanan badan
manusia. Sebagian besar permukaan hati terletak di dalam sangkar toraks bagi
melindunginya daripada kecederaan.Hati juga menjadi alas bagi pundi empedu yang
menyimpan cairan hempedu.Secara anatomi, hati dapat dibagikan kepada empat
lobus yaitu lobus kanan (right lobe), lobus kiri (left lobe), caudate lobe,
dan quadrate lobe.
Hati terdiri daripada koleksi unit-unit mikroskopik yang
dipanggil lobul (jangan dikelirukan dengan lobus
di atas) yang setiapnya berbentuk heksagon (secara kasar).
Lobul-lobul ini merupakan pusat pemprosesan utama bagi hati. Disinilah hati
menjalankan fungsi-fungsinya seperti menyahtoksik darah dan menghasilkan cairan
hempedu. Berikut adalah salur-salur yang berhubung dengan setiap lobul hati:
a. Hepatic portal capilarry atau kapilari portal
hati. Hati membawa darah dari ke vena portal hepar lobul hati.
b. Arteri hati
yang membekalkan darah beroksigen kepada lobul-lobul hati.
c. Duktus hempedu yang membawa cecair hempedu dari lobul ke pundi hempedu untuk
disimpan.
d. Vena hati yang membawa darah terdeoksigen dari
hati,Terdapat dua vena hati iaitu vena hati kanan dan vena hati kiri. Kedua
vena ini bersambung terus dengan vena kava inferior.
Hati menerima darah melalui arteri hati dan vena portal
hepar. Arteri hati membawa darah beroksigen dari jantung untuk dibekalkan
kepada sel-sel hati. Vena portal hepar pula membawa darah dari usus untuk
dinyahtoksik. Darah dari kedua-dua saluran darah ini dibawa keluar dari hati
melalui vena hati ke dalam vena kava inferior untuk dibawa balik ke jantung.
Selain darah, empedu juga dialirkan keluar dari hati. Duktus hempedu membawa
hempedu ke pundi hempedu untuk disimpan dan dipekatkan sebelum dirembes ke
dalam duodenum.
Berikut adalah
fungsi-fungsi hati:
a.
Mengawal aras glukosa darah dengan
menyimpan glikogen di dalam hati.
b.
Menyimpan vitamin dan garam
mineral tertentu.
c.
Mengatur metabolisme karbohidrat,
lipid dan asid amino.
d.
Menghasilkan hempedu yang akan
disimpan di dalam pundi hempedu.
e.
Menghasilkan protein-protein
plasma tertentu seperti albumin.
f.
Menghasilkan faktor-faktor
pembekuan darah I (fibrinogen), II (protrombin), V, VII, IX, X and XI
g.
Menyahtoksik bahan-bahan beracun
terutama darah dan bahan-bahan bernitrogen seperti ammonia
h.
Sebagai tempat penghasilan sel-sel
darah merah fetus.
i.
Menguraikan molekul hemoglobin
tua.
j.
Menyingkirkan hormon-hormon
berlebihan.
4.
Kulit
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh
manusia Kulit dibagi menjadi 3 bagian: bagian terluar disebut epidermis, bagian
tengah mesodermis, dan bagian dalam dermis. Kulit sangat sensitif terhadap
pengaruh lingkungan sekitar, seperti panas matahari, debu, dan asap knalpot. Kulit
terdiri atas dua bagian utama yaitu: epidermis dan dermis.
a.
Epidermis(bagian
terluar) dibedakan atas beberapa bagian yaitu:
1.
Stratumkorneum berupa zat tanduk (sel mati)dan selalu
mengelupas
2.
Stratumlusidum
3.
Stratum granulosum adalah zat yang banyak mengandung pigmen
4.
Stratum germinativum ialah lapisan yang selalu membentuk sel
-sel kearah luar
b.
Dermis
Pada bagian ini terdapat akar rambut, kelenjar minyak, pembuluh darah, serabut saraf, serta otot penegak rambut.
Pada bagian ini terdapat akar rambut, kelenjar minyak, pembuluh darah, serabut saraf, serta otot penegak rambut.
Kelenjar keringat akan menyerap air dan garam mineral dari
kapiler darah karena letaknya yang berdekatan. Selanjutnya, air dan garam
mineral ini akan dikeluarkan di permukaan kulit (pada pori) sebagai keringat.
Keringat yang keluar akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh akan tetap.
Dalam kondisi normal, keringat yang keluar sekitar 50 cc per
jam. Jumlah ini akan berkurang atau bertambah jika ada faktor-faktor berikut
suhu lingkungan yang tinggi, gangguan dalam penyerapan air pada ginjal (gagal
ginjal), kelembapan udara, aktivitas tubuh yang meningkat sehingga proses
metabolisme berlangsung lebih cepat untuk menghasilkan energi, gangguan
emosional, dan menyempitnya pembuluh darah akibat rangsangan pada saraf
simpatik.
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karena mengandung
kelenjar keringat (glandula
sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa
metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur
aktifitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat.
Keringat mengandung air, larutan garam, dap urea.
Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan hilang
melanositnya garam-garam mineral sehingga dapat menyebabkan kejang otot dan
pingsan.
Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga
berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, serangan
kuman, penguapan, sebagai organ penerima rangsang (reseptor), serta pengatur
suhu tubuh.
BAB
III
KESIMPULAN
Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan
atau zat sisa hasil metabolisme yang berlangsung dalam tubuh organisme. Pada
system ekskresi vertebrate yaitu ;
1.
REPTILIA
Reptilia
mempunyai ginjal metanefros di hubungkan oleh ureter ke vesika urineria
(kandungan kemih). Selanjutnya kandungan kemih bermuara ke kloaka. Pada
reptilia tertentu terdapat sepasang kandung kemih tambahan yang bermuara
langsung ke kloaka dan berfungsi sebagai alat respirasi. Berbeda dengan amfibi,
reptilia hanya menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari
darah nya. Hal ini karena sebagian besar sissa metabolism di ekskresikan
sebagai asam urat yang tidak beracun. Asam urat yang di keluarkan oleh reptilia
berbentuk pasta (bubur) berwarna putih. Sisa direabsorbsi oleh bagian tabung
ginjal.
2.
PISCES
Alat
ekskresi beberapa pisces adalah sepasang ginjal berupa mesonefros. Mesonefrus
mengeluarkan ekskresi melalui ureter yang di teruskan ke sinus urogenital,
kemudian barakhir di papilia urogenital.
3.
AMFIBI
Alat
ekskresi amfibi berupa ginjal mesonefros dan saluran-saluran kemih yang di
sebut saluran Wolff. Saluran-saluran ini membawa secret langsung ke kloaka
walaupun terdapat kandung kemih di sebelah sisi ventral kloaka.
4.
AVES
Alat
ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros di lengkapi dengan ureter
sebagai saluran yang berlangsung bermuara pada kloaka.
5.
MAMALIA
Alat ekskresi
pada mamalia berupa sepasang ginjal, berbentuk seperti kacang terdapat ruang
median yang di sebut pelvis renalis, berhubungan kandung kemih. ureter
menghubungkan antara ginjal dengan kandung kemih tersebut, berfungsi sebagai
ekskret.
System ekskresi pada hewan invertebrate
yaitu:
Alat ekskresinya ada yang berupa saluran
Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur
ekskresi khusus pada invertebrata.
System ekskresi pada manusia yaitu:
Alat-alat
ekskresi manusia berupa ginjal, kulit, hati, paru-paru dan colon. Hasil sistem ekskresi dapat dibedakan menjadi :
1.
Zat cair
yaitu berupa keringat, urine dan cairan empedu.
2.
Zat
padat yaitu berupa feces.
3.
Gas
berupa CO2.
4.
Uap air
berupa H2O.
DAFTAR
PUSTAKA
Supripto,
Struktur Hewan. Biologi ITB
http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-ekskresi-pada-hewan.html
http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0071%20Bio%202-7a.htm
http://excliqsmansa.wordpress.com/2009/05/13/alat-ekskresi-pada-hewan/
http://wikipedia.com/sistem
ekskresi
Komentar
Posting Komentar